Orang Tua, Jangan Pernah Mengatakan 8 Hal Ini Kepada Anak Terutama Usia Dibawah 7 Tahun. Ini Dampak Buruknya


Allah SWT menitipkan setiap anak kepada orang tuanya untuk menjaga, merawat serta mengajarinya tentang syariat Islam. Setiap orang tua pasti ingin anaknya menjadi seorang anak yang saleh atau salehah dunia akhirat dan anak menjadi lebih sukses melebihi dirinya sendiri.

Setiap anak pasti merasakan pendidikan pertama dari kedua orangtuanya terutama dari Ibu yang lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Disamping anak juga dididik oleh Ayahnya sehabis pulang mencari nafkah.

Pesan Umar bin Khattab : Didiklah anak-anakmu, karena mereka akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zamanmu.”

Sungguh pesan yang sederhana dan singkat selalu akan diingat setiap orang tua untuk selalu mendidik anaknya.

Orang tua pasti mendidik anak melalui lisan (perkataan). Sayangnya kebanyakan orang tua terutama Ibu kurang memperhatikan kata-katanya yang bisa membuat anak menjadi sedih. Bahkan akibat dari perkataan Ibu atau Ayah yang kurang pantas berdampak pada psikologis anak, dan dapat mempengaruhi perkembangan diri anak. Nah,sebagai orang tua jangan pernah mengatakan 8 hal ini kepada anak :

1. Berkata-kata negatif tentang diri anak
Kamu Anak nakal !
Kamu Anak pemalas !
Kamu gendut atau kurus !

Tahukah, perkataan seperti itu dapat menyakit anak Anda, terutama anak yang masih dibawah 5 tahun. Jangan mengatakan hal demikian, anak-anak akan mengingatnya dan terbawa diluar rumah sehingga anak akan mengatakan hal yang sama kepada temannya.

Perkataan seperti itu sangat berbahaya yang dapat mengganggu psikologis anak secara langsung atau tidak langsung. Sebisa mungkin harus menghindari perkataan seperti itu.

Sebagai orang tua selalu ucapkan perkataan yang baik dan tidak menyinggung perasaan anak. Terlebih perkataan orang tua merupakan doa bagi anak.

Contoh mengganti ucapan ‘kamu anak pemalas’ (karena malas belajar) menjadi ucapan yang lembut kepada anak. ‘Nak, kamu harus belajar yang rajin ya, kalau ujian nanti Insya Allah dapat nilai bagus dan kamu semakin pintar.’ Kalimat seperti ini yang ingin didengar oleh anak-anak Anda semua.

2. Jangan pernah katakan “Jangan Ganggu, Ibu Sibuk!”
Sering kita jumpai jika orang tua baik Ibu atau Ayah sering mengatakan hal demikian. Meskipun hal ini normal namun tidak baik untuk diucapkan kepada anak.

Kebanyakan kejadian perkataan seperti itu muncul pada saat anak sedang membutuhkan bantuan orang tuanya. Katakanlah, anak usia sekolah dasar sedang mengerjakan PR, kemudian dia pergi mencari Ibu atau Ayahnya, diwaktu bersamaan orang tuanya sedang sibuk. Kadang orang tua berkata ‘ Ayah/Ibu sedang sibuk, jangan ganggu’.

Menurut Suzette Haden Elgin PhD, penulis yang juga seorang pelatih bela diri verbal dikutip dari parenting.com, bahwa jika orang tua bertindak seperti itu, anak-anak mungkin merasa tidak berarti karena jika mereka meminta sesuatu pada orang tua mereka, mereka akan diberitahu untuk pergi.

Jangan sampai mengatakan kata-kata seperti itu kepada anak-anak. Jangan menimbulkan prasangka bagi anak, ia memiliki orang tua yang kurang perduli terhadapnya. Apalagi hal ini setiap hari terjadi, maka saat mereka (anak) dewasa jangan harap mereka akan berbicara dengan orang tua.

Jika Anda memang benar-benar terlalu sibuk, sebaiknya minta maaf dengan lembut kepada anak. Coba alihkan dia sementara waktu, bisa menyuruhnya nonton atau bermain sejenak sembari Anda menyelesaikan pekerjaan. Kemudian kembali datang menemui anak-anak dan membantu mereka.

3. Jangan pernah mengatakan jangan menangis, jangan cengeng.
Jangan Menangis !
Jangan Cengeng !

Anak-anak yang masih berusia pendidikan usia dini atau sekolah dasar kelas 1-3 sering bertengkar dengan teman-temannya atau anak mendapat perlakukan kurang menyenangkan dari teman mereka. Alhasil saat menjemputnya, ia akan menangis dihadapan Anda. Tidak usah mengatakan jangan cengeng, jangan menangis atau lainnya.

Seorang psikolog anak, Debbie Glasser mengungkapkan. Mengatakan kata-kata tersebut kepada anak bisa berefek anak berprasangka menangis bukanlah hal baik. Padahal setiap manusia pasti merasakan sedih yang merupakan ekspresi dari emosi.

Sebagai orang tua, Anda pasti mempunyai seribu cara untuk menenangkan anak-anak Anda. Mintalah anak menjelaskan apa yang terjadi kepadanya sehingga dia menangis. Apakah karena perlakuan teman-temannya ? katakan kepada anak Anda, perlakuan teman-temannya tersebut merupakan hal yang tidak baik.

Dengan menenangkan seperti itu, sedikit mengajarkan anak mempunyai perasaan untuk memaafkan. Sebagai orang tua, Anda mengajarkan empati kepada anak-anak Anda. Meskipun anak belum berhenti menangis setidaknya mereka akan merasa lebih nyaman.

4. Jangan Membanding-bandingkan Anak
Lihatlah kakakmu, dia bisa melakukannya dengan cepat. Mengapa kamu tidak bisa melakukannya seperti kakakmu !

Temanmu bisa menggambar dengan bagus, kenapa kamu tidak bisa seperti itu !

Dulu ketika kecil ibu bisa begini, masa kamu tidak bisa melakukannya !

Perlakukan setiap anak Anda sama antara adik dan kakak. Jangan pernah membandingkan mereka. Hal ini akan membuat seorang anak menjadi kurang percaya diri. Kalau Anda sering membandingkan anak-anak, terutama korban anak paling bungsu, bukan tidak mungkin ia akan benci melihat Anda karena terus dibandingkan dengan saudara-saudaranya.

Jika ia sedang mengerjakan sesuatu sebaiknya sebagai orang tua ikut membantunya. Kalau saudaranya sudah mengerti tentang apa yang dilakukan oleh saudaranya mintalah tolong kepadanya. Ini akan menimbulkan hubungan yang baik antara adik dan kakak, juga hubungan antara anak dan orang tua semakin bahagia. Inilah yang harus dicapai dalam setiap keluarga.

5. Jangan pernah mengatakan hal ini “Tunggu Ayah Pulang ya! Biarkan kamu dihukum ”
Kebanyakan para Ibu tugasnya hanya dirumah dan menjaga anak-anaknya (Ibu rumah tangga). Sering kita jumpai dimana seorang Ibu akan mengatakan ‘Tunggu sampai Ayahmu pulang’, pada saat ia (Ibu) mendapati anak-anaknya melakukan kesalahan disaat Ayahnya sedang tidak berada dirumah.

Jangan sampai mengatakan hal demikian, itu bisa memperburuk keadaan dan psikoligis anak-anak. Ia akan merasa cemas karena menunggu hukuman dari Ayahnya. Setiap anak-anak pasti lebih sering manja dengan Ibunya jika dibandingkan Ayahnya. Kecemasan anak bukan tidak beralasan yang berdampak ke psikologis. Mungkin Ibu akan melebih-lebihkan kesalahannya sehingga ia (anak) akan menerima hukuman yang lebih dari seharusnya.


Selain itu, sebagai Ibu dirumah akan mudah lupa dengan kesalahan si anak. Hal ini tidak baik juga, karena sebagai orang tua Anda belum mengoreksi kesalahan anak. Sebaiknya jika anak melakukan kesalahan, langsung menegurnya dengan lembut dan ajarkan mereka.

6. Jangan berlebihan dalam memberi pujian
Ternyata memberikan pujian berlebihan juga tidak dianjurkan dan kurang baik. Jangan sampai memuji anak terlalu berlebihan karena sesuatu hal yang sangat mudah. Cukup memberi pujian dengan biasa saja. Anak-anak juga mengetahui kondisi apa yang dilakukannya merupakan hal yang biasa, bukan sesuatu yang luar biasa.

Lebih tepatnya sebagai orang tua Anda memuji sikap mereka, jangan memuji karena hasil apa yang  dilakukannya. Dengan begitu Anda membentuk pribadi anak menjadi lebih baik karena sikapnya yang baik. Sebagai orang tua selalu gunakan kata-kata ‘Alhamdulillah’ dalam setiap pujian atau merasa bangga kepada anak-anak Anda.

7. Jangan pernah mengatakan  ‘Kamu selalu… atau  Kamu tidak pernah…”
Kamu Selalu…. !
Kamu Tidak Pernah… !

Kata-kata diatas sering keluar dari perkataan orang tua karena refleks terhadap anak-anaknya karena sesuatu hal. Sebaiknya hindari mengucapkan kata-kata seperti ini terutama bagi anak-anak masih seumuran sekolah dasar.

Seroang psikoterapis, Jenn Berrman PHD mengungkapkan. Perkataan tersebut akan menjadi label atau melengket selamanya dalam diri anak.

Bermann mengatakan, pernyataan seperti itu yang sering diucapkan orang tua bisa membentuk kepribadaian anak. Bahkan anak-anak bisa menjadi seperti yang Anda katakan kepadanya. Jika orang tua sering mengatakan kenapa kamu selalu tidak menelepon ke rumah kalau kamu terlambat pulang sekolah.

Sebagai orang tua alangkah lebih baik bertanyalah kepada anak tentang apa yang bisa orangtua lakukan untuk membantu dia mengubah kebiasaannya. Misalnya, ‘Ibu/Ayah melihat kamu beberapa hari terlambat pulang sekolah namun lupa memberitahukan kami . Apa yang bisa Ibu/Ayah bantu supaya kamu ingat untuk memberitahukan dengan menelepon?’. Pernyataan seperti itu akan membuat anak merasa terbantu dan nyaman,” jelas dr Berman.

8. Jangan katakan “Bukan begitu caranya, sini biar ibu saja!”

Bukan begitu caranya. Sini, biar Ibu kerjakan saja !

Kata-kata diatas  sebaiknya harus dihindari. Kebiasaan orang tua  refleks berkata seperti itu karena kurang puas terhadap apa yang sudah dilakukan oleh anaknya. Padahal ini adalah sebuah kesalahan fatal. Dengan berkata demikian sedikit banyak akan membuat hati anak menjadi sedih dan tersinggung karena ketidakmampuannya menyelesaikan sesuatu pekerjaan seperti keinginan Ibu atau Ayahnya.

Sebagai orang tua sebaiknya melakukan langkah bersama menyelesaikan pekerjaan tersebut sambil Anda menjelaskan bagaimana cara melakukannya. Inilah yang diharapkan oleh seseorang anak dari orang tua.

Sahabat renunga Islam, perlakukan anakmu sebaik-baikny. Ia merupakan titipan paling Allah paling indah di dunia. Jangan pernah menyakitinya, selalu memberikan hatinya sewaktu kecil, nanti saat mereka dewasa, mereka akan memperlakukan kedua orang tuanya melebihi apa yang dirasakannya pada waktu kecil, meskipun ia tau bahwa ia tidak sanggup melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Semoga kita selalu di rahmati, di cintai dan di sayangi Allah SWT. Amin.

Semoga bermanfaat. Terimakasih. Jazakumullah...

Post a Comment

أحدث أقدم